Reviu Jurnal :
Optimal
Control Problem Of Treatment For Obesity In A Closed Population
Oleh : D. Aldila, N. Rarasati, N. Nuraini and E. Soewono
Laporan Reviu dibuat Oleh: Nurhayati Rahayu
Laporan Reviu dibuat Oleh: Nurhayati Rahayu
Masalah Obesitas pada negara-negara maju telah menjadi perhatian dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya telah dilakukan dengan membangun rumah rehabilitasi bagi para penderita dengan berbagai tingkat indikasi Obesitas. Permasalahan pada komunitas ini juga timbul jika komposisi jumlah penderita tidak seimbang. Wah asik juga ya kita kupas dan bahas tuntas hingga ke solusinya. Yuk kita reviu jurnal yang sangat menarik ini...
Latar Belakang
Obesitas
adalah merupakan salah satu penyakit endemi yang menjangkiti masyarakat baik
pria maupun wanita dari mulai usia dini hingga usia senja. Satu dari
sepuluh orang dewasa dunia adalah obesitas, seperti terungkap dalam sebuah
penelitian yang diterbitkan majalah kesehatan, The Lancet. Penelitian
bersama antara Imperial College, London, dan Harvard University, Boston,
mengkaji data tentang indeks massa tubuh atau BMI, kolesterol, dan tekanan
darah tinggi dari tahun 1980-2008. Tekanan
darah dan kolesterol turun di beberapa negara maju namun obesitas secara umum
naik di seluruh dunia. Pada tahun 2008, tercatat 9,8% pria dan 13,8% perempuan
di dunia tergolong obes dengan BMI di atas 30kg/m2. Angka itu naik pesat dari tahun 1980, yaitu 4,8%
pria dan 7,9% perempuan. Warga
Kepulauan Pasifik rata-rata memiliki BMI yang paling tinggi di dunia dengan
34-35kg/m2. Jika dibandingkan dengan kawasan dunia lainnya, mka angka di
Kepulauan Pasifik itu lebih tinggi 70% dibanding negara-negara di Asia Tenggara
dan Afrika sub-Sahara.
Menghitung Indeks Berat Badan (Body Mass Index)
BMI didasarkan pada berat badan dalam kilogram dan dibagi dengan meter persegi tinggi badan.
- · Sehat : 18,5-25
- · Berat berlebih: 25-30
- · Obes : di atas 30
Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi dimana curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggidari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa. Pada orang yang menjadi gemuk pada usia pertengahan atau pada usia tua,sebagian obesitas disebabkan oleh hipertrofi dari sel lemak sudah ada tanpa disertai perkembangan sel tambahan (Rita Kombong, 2007). Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara berkembang. Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk Body Mass Index di atas 30.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi,sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 20-30% padawanita dan 10-20% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 20% dianggap mengalami obesitas. Masalah obesitas ini bukan hanya menjadi ancaman bagi negara-negara kayaseperti Inggris, Amerika Serikat dan lainnya. Masyarakat Indonesia yang banyak mengalami gizi kurang atau gizi buruk juga harus berhadapan dengan masalah obesitas seperti layaknya negara-negara maju. Bahkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi kemungkinan meledaknya penderita obesitas (Moh. Nur, 2012). Berbagai penelitian epidemiologi telah membuktikan adanya hubungan yang kuat antara obesitas dan hipertensi. Data yang diperoleh dari NHNES pada populasi orang Amerika Serikat memberikan gambaran yang jelas mengenaihubungan linear antara kenaikan IMT dengan tekanan darah sistolik dan diastolik serta tekanan nadi (Rindiastuti, 2008) dalam (El-Atat et al, 2003), Farminghamstudy (2007) melaporkan resiko terjadinya hipertensi sebesar 65% pada wanitadan 78% pada laki-laki yang berhubungan langsung dengan obesitas dankelebihan berat badan.Pencegahan dari obesitas adalah langkah potensial untuk menurunkan prevalensi hipertensi, selain itu juga dapat mencegah terjadinya diabetes,dislipidemia dan penyakit jantung koroner. Dengan setiap kilogram dari kenaikan berat badan, tekanan darah biasanya juga naik. Rata-rata kenaikan 5 kg lebih berat badan pada umur 18 tahun dapat menimbulkan double insidens hipertensi setelahumur 45 tahun.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematiandan gangguan kardiovaskuler. Selain itu hipertensi dapat pula menimbulkankomplikasi pada organ jantung, otak dan ginjal. Hipertensi dikenal oleh orang awam sebagai ”penyakit darah tinggi”, yang terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Keluhan juga tidak dirasakan mengganggu, hanya pusing-pusing sedikit. Namun setelah diukur tekanan darahnya ternyata sudah melewati batas normal (Karyadi, E, 2006). Hipertensi atau darah tinggi atau tekanan darah tinggi sering diberi gelar TheSilent Killer yang mirip judul sebuah film, karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi dan merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Penyakitini banyak terdapat di negara maju, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan pola dan gaya hidup. Di negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara lainnya hipertensi terjadi pada satu dari empat orang dewasa diantara umur 18 tahun dan satu dari dua orang diatas 50 tahun (Asnur, 2007).
Prevalensi hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18 % seperti diHongkong, prevalensi hipertensi pada pria sekitar 17% dan pada wanita 5 %.Sedangkan di Malaysia, menurut laporan prevalensi hipertensi kelompok umur 25tahun keatas ialah 14,4 %. Di Indonesia berkisar antara 0,65 %. Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyak membawa perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola komsumsimakanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah mempengaruhikesehatan dan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti, penyakit jantung, hipertensi, dan sebagainya. Angka kejadian hipertensi terus meningkat setiap tahun. Ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian hipertensi dikalangan masyarakat, salah satu faktor yang paling dominan adalah obesitas.
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah solusi optimal untuk melaksanakan skenario ini guna meminimumkan jumlah manusia yang terindikasi penyakit berat badan berlebih (overweight) dan berat badan sangat berlebih (obesity) dengan biaya serendah mungkin.
Asumsi-asumsi
Adapun asumsi-asumsi yang perlu untuk
diberikan pada pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
Beberapa pemodelan matematika telah dibangun untuk dapat memahami jenis penyakit ini, dimana dalam model-model ini dibangun baik dengan menggunakan pendekatan statistik maupun dengan pendekatan matematika. Pemodelan ini membandingkan antara penjangkitan penyakit secara spontan maupun secara bertahap untuk memprediksikan dampaknya di masa yang akan datang sebagai strategi untuk mengontrol penyebaran dan penyembuhan penyakit ini.
Berbeda dengan pemodelan yang telah dibangun sebelumnya, pada penelitian kali ini penulis akan melakukan pendekatan yang berbeda yaitu pemodelan matematika dengan melihat kasus ini dari sisi penyebaran penyakit secara vertikal. Interfensi dari 2 skenario sebagai variabel kontrol yang bergantung terhadap waktu, yaitu :
Skenario 1 : program diet dengan kampanye hidup sehat untuk populasi ‘y’
Skenario 2 : program perawatan untuk populasi ‘z’
Untuk menyelesaikan permasalahan diatas, maka dibentuk sistem dinamik seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Sistem Dinamik
Transmisi Penyakit Obesitas
b. Analisa Model
- Titik keseimbangan
- lkj
















