Reviu Jurnal :
Laporan Reviu dibuat Oleh: Nurhayati Rahayu
Algoritma
Untuk Mengoreksi Geometric
Beresolusi Tinggi Berbasis Physical Model
Dengan Metode Lagrange MultipliersLaporan Reviu dibuat Oleh: Nurhayati Rahayu
Ini adalah tugas maha penting pertama saat Saya mengambil Mata Kuliah Teknik Optimasi di Semester 1. Apa perlunya kita mengetahui teknik optimasi adalah untuk menentukan solusi efektif/optimal dalam menyelesaikan masalah tertentu.
Pada reviu jurnal yang pertama adalah koreksi Geometrik beresolusi tinggi berbasis model fisik dengan metode Lagrange Multipliers pada Jurnal asli dengan judul "An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Image Based on Physical Modelling" yang dibuat oleh Y.Y. Lee, A.M. Wu dan F. Wu. Jurnal asli bisa kamu dapatkan dengan mengontak saya langsung di email ayukecil@gmail.com.
1. Latar
Belakang Masalah
Misi satelit ROCSAT-2 yang berotasi di atas Taiwan
dan sekitarnya adalah memberikan pengamatan harian terhadap bencana alam,
pemanfaatan lahan (hutan atau pertanian) dan lautan. Citra diambil menggunakan
Remote Sensing Instrument (RSI) untuk mendapatkan arah titik terendah dengan
radius 24 km dan sudut kemiringan ± 45º dari sepanjang jalur lurus dan
menyilang, sehingga mampu untuk menghasil citra yang mencakup seluruh kawasan
Taiwan dalam satu putaran. RSI menghasilkan citra dengan permukaan objek pada
jarak 2 meter pada panchromatic band dan 8 meter pada Landsat-like
multispectral band. Pada operasional normal, kewajiban RSI beroperasi pada
kawasan Taiwan dan sekitarnya adalah sebesar 8% dengan manuver 45 º/menit.
Satelit ini berorientasi pada rotasi Matahari dalam sehari pada setiap orbit
selama 102.9 menit/hari.
Gambar 1. Lintasan Rotasi Satelit
Koreksi geometrik beresolusi tinggi dari citra
satelit membutuhkan sejumlah karakteristik perangkat, gerakan satelit, rotasi
bumi, efek lokasi, Ground Control Point (GCP) dan Digital Elevation Model
(DEM). Telah diestimasikan bahwa besaran kesalahan geometrik pada citra
didapatkan dari satelit, sehingga mengakibatkan kesalahan posisi, kebiasaan dan
deretan piksel dari citra. Proyeksi piksel dilakukan dalam beberapa model salah
satunya adalah Geoconferencing. Untuk mendapatkan proyeksi piksel yang sesuai dg
GCP dapat dilakukan dengan metode Lagrange Mutipliers. Dengan menggunakan
Geoconferencing dapat menemukan posisi dari masing-masing piksel pada citra
grafik atau koordinat peta, sehingga mampu untuk meningkatkan keakurasian data citra
satelit.
Gambar 2. Skema Geoconferencing Tanpa DEM
Sebagai contoh, ROSCAT-2 dapat
menyediakan posisi data dengan akurasi hingga 20 meter. Prosedur untuk
menyelesaikan masalah proyeksi piksel dapat disimpulkan melalui 4 tahap, yaitu:
- 1. Menghitung
matriks rotasi bumi
- 2. Transform
perilaku
- 3. Transform
sensor
- 4. Menemukan
koordinat (lintang, bujur dan ketinggian)
Posisi piksel pada Earth Centered
Fixed(ECF) untuk koordinat (x,y,z) dapat dipecahkan dengan persamaan ini:
Dimana a = semi-mayor axis bumi, b =
semi-minor axis bumi, (p,q,r) adalah elemen dari Charged Couple Decives(CCD)
vektor garis pada koordinat ECF. (X0,Y0,Z0)
adalah posisi satelit pada koordinat ECF.
2. Formulasi
Matematika
Semua proyeksi-proyeksi piksel dapat
dinyatakan sebagai fungsi dari parameter-parameter sistem. GCP yang sesuai
dengan proyeksi piksel dipenuhi dengan kurang atau sama dengan jumlah error. Untuk
tujuan demontrasi, sudah ditetapkan 7 parameter. Masalahnya adalah meminimumkan
jumlah error antara GCP dan kesesuaiannya dengan proyeksi piksel pada batasan
(contraint) dimana sesuai dengan pusat citra. Metode Lagrange Multipliers
digunakan untuk menyelesaikan masalah persamaan non linier ini.
Desain Variabel :
Variabel Input :
Koordinat piksel : X0, Y0, Z0
X0 :Longitude (bujur)
Y0 : Latitude (lintang)
Z0 : Height (ketinggian)
Variabel Output :
Koordinat piksel teriferensi : X0, Y0, Z0
X0 :Longitude (bujur)
Y0 : Latitude (lintang)
Z0 : Height (ketinggian)
Dengan Kendala (Subject to ) :
Dimana : x dan q menunjukkan posisi satelite. Fungsi f adalah jumlah error untuk diminimumkan. Adapun untuk kendala (constraint) adalah fungsi g dan angka-angka pada
Gambar 3. Skema Geoconferencing Dengan DEM
3. Solusi
Permasalahan dengan Lagrange Multipliers
Contoh
dengan 1 kendala :
Minimumkan : z = f(x,q)
Kendala : g1(x,q)=0
- Langkah 2 : Tentukan fungsi F
F(x,q,z)
= f(x,q) + z*f(x,q)
- Langkah 3 : Tentukan point F, masalah sistem
Fx = f(x,q,z)=0
Fq = f(x,q,z)=0
Fz = f(x,q,z)=0
- Langkah 4 : Jika (x0,q0, z0)
merupakan point dr F, di asumsikan bahwa (x0,q0) selalu diberikan solusi
permasalahannya. Jika F lebih dari satu kritikal point, dengan evaluasi z =
f(x,q) di (x0,q0 ) untuk setiap kritikal point (x0,q0,z0)
dari F. Untuk setiap masalah, dengan asumsi untuk minimum dari f(x,q) dari
dengan kendala g1(x,q)=0
4. Kesimpulan
Metode untuk
koreksi Geometrik sangat bermanfaat untuk data tambahan, seperti GCP dan DEM.
Langkah-langkah dasarnya adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Mengarahkan pada
geoconferencing menggunakan data tambahan saja
Langkah 2 : Data tambahan diolah
menggunakan GCP dan Lagrange Multipliers
Langkah 3 : Geoconferencing
menggunakan data tambahan yang sudah jadi dan Itereasi Newtonian dengan DEM





No comments:
Post a Comment